Hari ke 6
Semburat bang-bang wetan,
cahaya malu-malu menjingga
dari ufuk timur yang perlahan menyapa,
menggugah bumi dari lelapnya.
Kami melangkah pelan
di antara sejuk embun dan bayang rindu,
menuju tempat persemayamanmu,
Windy putri Wiratna,
dalam sunyi yang tak pernah benar-benar sepi.
Dengan suara lirih,
kami lantunkan ayat-ayat cinta dari langit—
Surat Yasin,
sebagai hadiah terindah
untuk perjalanan abadi yang sedang kaulalui.
Di bawah langit yang masih pucat,
doa kami menjelma cahaya,
mencoba menembus alam yang tak lagi bisa disentuh,
kecuali dengan iman dan air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar