oleh Fian Amrullah Darmawan
Mencintaimu,
adalah sekolah tanpa kelulusan.
Setiap hari, aku belajar hal yang sama:
ikhlas,
dan lebih ikhlas lagi.
Aku tak tahu,
apakah cinta ini akan bersambut,
atau hanya menjadi sunyi yang abadi.
Tapi aku tahu satu hal—
perasaanku ini bukan sekadar harap,
tapi tekad untuk tetap baik,
meski tak digenggam oleh tanganmu.
Aku pernah berharap kau membalas tatap,
pernah ingin kau tahu rasaku seutuhnya.
Tapi waktu mengajarkanku,
bahwa mencintaimu tak harus memiliki.
Yang penting:
aku tak menyakitimu,
tak memaksamu,
dan tak berhenti mendoakanmu.
Maka aku menulis namamu
di dalam setiap sujud,
di sela-sela kesibukan dunia,
dan di barisan paling sunyi dalam hatiku.
Bukan untuk menuntut,
tapi sebagai cara
agar aku tidak kehilangan arah
di tengah dunia yang mudah membuat orang menyerah.
Mencintaimu adalah pelajaran panjang
tentang bagaimana menahan,
melepas,
dan tetap berharap—
tanpa mengikatmu dengan apa pun,
selain restu dari langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar