Rabu, 14 Mei 2025

Lillahi robbil alamin


 Segalanya untuk tuhan semesta alam 


Inna sholati...

getar pertama dari lidah yang resah,

menggema dalam sunyi, menembus batas-batas dunia.

Bukan hanya gerakan tubuh,

tapi perjanjian antara jiwa dan Sang Pencipta.


Wanusuki...

ibadahku bukan sekadar ritual,

melainkan denyut dalam nadi yang tak henti menyebut nama-Nya.

Setiap nafasku,

setiap kerja keras dan lelahku,

kuserahkan pada-Nya—karena hanya kepada-Nya

segala sujud layak tertuju.


Wamahyaya...

hidup ini bukan milikku,

aku hanya pengembara yang diberi waktu.

Langit adalah atap perlindunganku,

dan bumi adalah tempatku mengabdi.

Langkah-langkah kecilku,

aku titipkan kepada takdir,

karena aku tahu:

yang menggenggam masa depan adalah Tuhan, bukan keinginanku.


Wamamati...

kematian bukan momok, tapi pintu pulang.

Jika hidup adalah ladang amal,

maka mati adalah panen abadi.

Aku tak gentar,

karena jiwa yang pasrah tahu ke mana harus kembali.


Kepada-Mu, wahai Robbul ‘Alamin,

aku titipkan tangis dan tawa,

sedih dan bahagia,

gagal dan berhasilku.

Tak ada yang sia-sia dalam takdir-Mu,

tak ada yang tertukar dalam kasih-Mu.


Jika dunia menyesatkan,

Engkaulah arah.

Jika hidup mengaburkan,

Engkaulah cahaya.

Jika aku rapuh,

Engkaulah kekuatan yang tak pernah usang.


Jadi biarlah aku hidup, dan mati,

dalam genggaman-Mu saja.

Dengan hati yang ridha,

dengan iman yang t

eguh,

dengan cinta yang tak ingin berpisah dari-Mu.


Segalanya—Lillahi Robbil ‘Alamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...