Aku melihatmu,
di antara ramai yang tak pernah kuakrabi,
kau seperti senja yang datang tanpa janji,
tapi selalu kutunggu, setiap hari.
Tatapanmu—tenang,
tapi cukup membuat langkahku gamang.
Ingin menyapa,
namun bibirku lebih memilih diam
karena takut,
sapaan itu tak kau simpan.
Setiap kali kau lewat,
ada getar yang tak pernah selesai kutafsirkan.
Aku bukan siapa-siapa dalam hidupmu,
hanya lelaki biasa
yang menaruh harapan dalam diam—
pada seseorang yang mungkin
tak pernah menyadari keberadaanku.
Dan begitulah aku mencintaimu:
dari jauh,
dalam diam,
dengan doa
yang tak pernah berharap balasan,
hanya agar Tuhan menjag
amu…
meski bukan bersamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar