Dalam Pelukan yang Tak Terlihat
Pernah suatu masa aku merasa sendiri,
saat orang-orang pergi,
saat dunia menjauh,
saat namaku tak lagi dipanggil dengan hangat.
Aku duduk di sudut sunyi,
mencari bahu yang tak ada,
menanti peluk yang tak datang.
Namun entah bagaimana,
aku tetap bisa bertahan.
Air mataku jatuh,
tapi jiwaku tidak ikut runtuh.
Hatiku retak,
tapi tidak hancur sepenuhnya.
Dan di titik itu aku sadar:
ada pelukan yang tak terlihat,
tapi begitu nyata menenangkan.
Tuhan tak selalu datang sebagai suara,
kadang Ia hadir sebagai kekuatan
yang tak tahu dari mana datangnya,
sebagai keteguhan yang melebihi nalar,
sebagai pelukan
yang hanya bisa dirasakan oleh jiwa.
Dalam pelukan yang tak terlihat,
aku akhirnya tahu:
bahwa aku tak pernah benar-benar sendiri.
Ada kasih yang tak berwujud,
tapi selalu ada—
menjagaku dengan rahmat yang tanpa suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar