Ikhlas bukan melepas karena terpaksa,
tapi karena percaya:
apa yang Allah pilihkan
lebih baik
dari apa yang kupinta dalam tangis.
Ia adalah seni menghapus "kenapa",
dan menggantinya dengan
"Karena Engkau, ya Allah..."
Ikhlas itu sunyi,
tanpa tepuk tangan,
tapi disaksikan langit.
Dan mungkin—
justru di situlah nilai tertingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar