Kamis, 15 Mei 2025

Kepada Dia yang Sangat Aku Cintai

Bagian awal dari Antologi puisi 1-30


Wahai engkau yang kucintai dalam diam,

Hatiku lemah, tak bertuan,

Tiada desir untuk meminta lebih,

Kecuali melihat senyummu—bahagia, utuh, dan bersih.


Dalam sunyi aku berseru lirih,

“Berapa mahar untuk menghalalkan kasih?”

Sedang aku, lelaki biasa,

Yang harta dan takdirnya belum juga istimewa.


Kujenguk layar anjungan tunai,

Angka di sana: enam belas juta lebih sedikit,

Seketika aku kelu,

Ke mana arah percakapan setelah ini harus kuayun halu?


Ingin kuajak bicara tentang masa depan,

Tapi bibirku disekat oleh keraguan.

Ingin kutawarkan hidup sederhana,

Namun takut cintamu butuh lebih dari doa.


Tapi dengarlah, kasih,

Jika cinta adalah sabar dalam menanti,

Adalah tekun dalam memberi,

Maka aku akan terus berjalan—meski tanpa janji pasti.


Karena bahagiaku adalah melihatmu tersenyum,

Meski hanya dari kejauhan,

Dan mencintaimu adalah restu yang tak perlu diumumkan,

Kecuali kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...