oleh Fian Amrullah Darmawan
Aku pernah gagal—
berkali-kali,
hingga malu rasanya menatap bayanganku sendiri.
Usaha yang kandas,
harapan yang retak,
dan mimpi yang jatuh satu per satu
seperti daun kering di ujung musim.
Tapi anehnya,
aku tak pernah gagal
mencintaimu.
Setiap pagi, rasa itu tetap hadir,
meski tanpa kepastian,
meski tanpa balasan.
Aku bisa salah dalam mengambil jalan,
keliru dalam langkah hidup,
tapi tidak pernah salah
dalam merindukanmu dari kejauhan
dengan hati yang masih utuh.
Mungkin dunia melihatku sebagai pecundang,
lelaki yang tak kunjung berhasil,
yang saldo rekeningnya masih malu untuk ditunjukkan.
Tapi aku tetap percaya,
bahwa keberhasilan terbesar
adalah ketika hati tak menyerah
untuk memperjuangkan seseorang yang disayangi
dalam doa, dalam karya, dalam setia.
Kalau suatu hari nanti
kau bertanya apa yang bisa kubanggakan—
aku akan menjawab:
“Tak banyak,
hanya satu:
aku mencintaimu,
dan tak pernah gagal untuk itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar