"Senyap di Ketinggian 700mdpl"
Puncak watu geligir 99
Di ujung sunyi bumi yang menjulang,
tenda kecilku berdiri bagai doa yang ditancap angin,
menghadap tebing waktu—curam, agung,
tempat malam menuliskan rahasia dalam diam.
Langit hitam membentang seperti jubah raksasa,
menyelimuti raga yang gemetar dalam kagum,
angin berbisik seperti sisa nyanyian purba,
melewati sela-sela jiwa yang terbuka.
Di bawah sana—dataran rendah—
kerlap-kerlip cahaya bagai kota yang bermimpi,
lampu-lampu kecil menari seperti kunang-kunang
yang lupa pulang ke rimba malam.
Tak ada suara, hanya detak dada dan desir ilalang,
malam menjadi pelukis tanpa warna,
melukis sunyi di atas kanvas udara
dengan kuas cahaya yang jauh dan malu-malu.
Aku duduk dalam pelukan semesta,
sendiri namun tidak sepi,
karena di tempat setinggi ini,
sunyi adalah sahabat yang paling jujur berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar