oleh Fian Amrullah Darmawan
Andai mahar bisa berupa niat,
maka kuserahkan janji
untuk tak menyerah—
walau hidup kadang kejam,
dan cinta harus menunggu musim yang tepat.
Aku mungkin bukan pria dengan angka tinggi di rekening,
tapi aku menyimpan cadangan semangat
yang tak bisa dicetak mesin,
dan tekad yang tak bisa luntur meski hujan dunia datang bertubi.
Kamu tahu,
kadang aku ingin berhenti,
karena dunia tak selalu ramah pada lelaki biasa.
Tapi bayangan wajahmu di pelupuk mata
membuat langkahku kembali tegak.
Aku terus bekerja,
terus mencoba,
bukan hanya demi diriku sendiri—
tapi demi hari di mana aku bisa datang
dengan satu kalimat sederhana:
“Ini aku, lelaki yang tak banyak punya,
tapi tak pernah berhenti mencintai dan berjuang.”
Itulah maharku—
bukan kemewahan,
tapi keteguhan.
Bukan emas permata,
tapi sebuah janji:
aku tak akan menyerah
untuk membuatmu merasa layak dicinta
oleh l
elaki yang kau doakan dalam diammu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar