Jumat, 09 Mei 2025

Panggilan untuk jiwa yang tenang

 

Wahai jiwa—

yang tak lagi bertanya

kenapa hidup terasa berat,

karena engkau telah tahu:

berat itu titipan,

dan ringan pun titipan.


Engkau telah berdamai

dengan jalan panjang

yang penuh kehilangan,

bukan karena tak terasa luka,

tapi karena luka itu

telah kau jadikan jembatan

menuju rida.


"Yā ayyuhannafsul-muṭma’innah..."

Inilah panggilan

bagi jiwa yang sudah pulang

sebelum tubuhnya meninggal.

Yang hatinya telah kembali

ke pelukan Rabb

bahkan saat dunia masih bising.


"Irji’ī ilā rabbiki rāḍiyata mardhiyyah..."

Kembali bukan berarti selesai,

tapi menjadi satu

dengan kehendak-Nya—

seperti air yang tak lagi menolak gelombang,

seperti angin yang ridha berhembus

ke mana pun diperintah.


Tak semua dipanggil seperti ini.

Hanya yang menjadikan sabar

sebagai pelita,

dan ikhlas

sebagai kendaraan.


Dan untukmu—

yang menapaki jalan ini dengan cinta,

dalam luka dan diam,

bersiaplah:

"Fadkhulī fī ‘ibādī. Wadkhulī jannatī."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...