Wahai jiwa—
yang tak lagi bertanya
kenapa hidup terasa berat,
karena engkau telah tahu:
berat itu titipan,
dan ringan pun titipan.
Engkau telah berdamai
dengan jalan panjang
yang penuh kehilangan,
bukan karena tak terasa luka,
tapi karena luka itu
telah kau jadikan jembatan
menuju rida.
"Yā ayyuhannafsul-muṭma’innah..."
Inilah panggilan
bagi jiwa yang sudah pulang
sebelum tubuhnya meninggal.
Yang hatinya telah kembali
ke pelukan Rabb
bahkan saat dunia masih bising.
"Irji’ī ilā rabbiki rāḍiyata mardhiyyah..."
Kembali bukan berarti selesai,
tapi menjadi satu
dengan kehendak-Nya—
seperti air yang tak lagi menolak gelombang,
seperti angin yang ridha berhembus
ke mana pun diperintah.
Tak semua dipanggil seperti ini.
Hanya yang menjadikan sabar
sebagai pelita,
dan ikhlas
sebagai kendaraan.
Dan untukmu—
yang menapaki jalan ini dengan cinta,
dalam luka dan diam,
bersiaplah:
"Fadkhulī fī ‘ibādī. Wadkhulī jannatī."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar