oleh Fian Amrullah Darmawan
Aku tak bisa menyentuhmu,
karena adabku lebih tinggi dari rinduku.
Aku tak bisa menggenggammu,
karena cintaku lebih dalam dari sekadar genggaman.
Tapi aku bisa memelukmu,
dengan cara yang tak akan kau lihat—
lewat doa yang kutitipkan setiap malam,
di antara zikir yang tak pernah kau dengar.
Doa adalah pelukan paling tulus
dari lelaki yang menjaga jarak,
tapi tidak pernah menjauhkan rasa.
Aku peluk hatimu
saat kau tak sanggup berdiri.
Aku peluk lelahmu
saat dunia terlalu riuh.
Aku peluk langkahmu
agar selalu diberi arah yang tenang.
Kau mungkin tak tahu
seberapa sering namamu kusebut
dalam percakapan rahasia
antara aku dan Tuhan.
Dan jika suatu hari nanti
kau bahagia,
tanpa tahu siapa yang paling sering memelukmu dalam doa—
tak mengapa.
Sebab cinta seperti itu
memang tak butuh pengakuan,
hanya keikhlasan.
Karena dalam dunia para pecinta,
tak semua peluk harus nyata.
Kadang, cukup dengan doa
yang tak pernah henti
m
engiringi langkahmu,
meski dari kejauhan.