Minggu, 22 Juni 2025

Tafsir Sunyi Waktu

 oleh Fian Amrullah Darmawan



Di sunyi waktu aku duduk sendiri,

menghitung detik yang tak pernah kembali.

Tuhan memberiku satu hari,

dua puluh empat jam,

seribu arah untuk kuisi.


Namun waktu bukan sekadar angka,

ia adalah makna yang tersembunyi dalam pilihan:

antara ibadah atau kelalaian,

antara cahaya atau kabut kebiasaan.


Ada yang menjadikannya tangga ke langit,

berdiri dalam qiyam di sepertiga akhir,

mengangkat harap dalam bisik dzikir—

sementara yang lain,

terlelap dalam buaian dunia,

hingga lupa caranya pulang.


Tuhan bersumpah demi masa,

karena masa adalah misteri dan ujian.

Ia tak berpihak pada siapa pun,

namun merekam siapa yang patut dikenang

dan siapa yang hilang tanpa kesan.


Sunyi waktu adalah tafsir jiwaku,

tentang hari-hari yang lewat tanpa syukur,

tentang jam-jam yang kupakai untuk hal sia-sia,

dan tentang detik-detik yang menunggu

untuk kutebus dengan makna.


Hari ini belum terlambat,

selama nafas masih mengalir dalam dada—

maka biarlah waktu ini kutafsirkan

dengan amal, dengan doa,

da

n dengan cinta yang kembali pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...