oleh Fian Amrullah Darmawan
Tak pernah aku menyuarakan terlalu keras,
karena harapan, bagiku,
adalah doa yang tumbuh dalam diam.
Aku simpan namamu
di antara detik-detik sepi yang menua,
dalam sunyi yang hanya Tuhan dan aku yang tahu.
Bukan karena aku takut kecewa,
tapi karena aku percaya
bahwa harapan yang tulus
tak butuh sorak,
hanya butuh langit yang mendengar
dan bumi yang mengizinkan.
Aku menuliskanmu
dalam bait-bait yang kubacakan di sepertiga malam,
seperti menulis takdir yang belum pasti
dengan keyakinan yang pasti.
Jika kelak kau tahu,
bahwa aku pernah menyimpan namamu
begitu dalam dan rapat,
semoga kau tahu juga
aku menyimpannya bukan karena aku lemah,
tapi karena aku menjaga—
dan cinta yang dijaga,
adalah cinta yang tak mudah padam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar