oleh Fian Amrullah Darmawan
Di lorong waktu aku berjalan,
melewati detik-detik yang tak bisa ditarik kembali,
setiap langkahku adalah sejarah,
setiap hembus nafasku adalah saksi.
Waktu—makhluk tanpa suara,
namun Allah bersumpah atasnya:
“Demi masa, sungguh manusia benar-benar dalam kerugian...”
Kecuali mereka yang beriman,
berbuat baik,
menasihati dalam kebenaran,
dan kesabaran.
Di lorong itu,
kupandangi diriku yang dulu—
penuh angan,
lambat belajar,
kadang alpa mengingat tujuan.
Kini aku tahu,
bahwa waktu bukan hanya angka,
tapi cermin jiwa,
yang akan memudar bila tak dipoles doa.
Waktu tak pernah kembali,
tapi bisa diberkahi,
jika setiap detiknya
kuisi dengan amal dan arti.
Ya Allah, tuntun aku di lorong waktu-Mu,
agar langkah ini menuju cahaya,
bukan hanya jejak fana,
tapi bekal kekal selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar