oleh Fian Amrullah Darmawan
Di atas segalanya—
kuasa yang mengguncang semesta,
balasan yang adil tak tertunda,
langit yang menunduk,
bumi yang patuh,
semuanya tunduk bukan karena takut,
tapi karena cinta.
Dari 99 nama yang agung,
Dia memilih memperkenalkan Diri-Nya
sebagai Ar-Rahman,
Ar-Rahim—
Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Itulah ikon cinta-Nya,
bukan sekadar nama,
tapi hakikat yang memeluk semesta
dalam kehangatan yang tak terbandingkan.
Dia mampu membalas,
namun lebih memilih mengampuni.
Dia bisa menghukum,
namun mendahulukan rahmat-Nya.
Bahkan doa dari hati yang paling berdosa pun
tak ditutup-Nya.
Langit tak pernah lelah menampung rintihan
hamba yang kembali.
Cinta-Nya tak menuntut sempurna,
cukup seberkas niat untuk pulang,
dan pintu-Nya tak pernah tertutup.
Inilah cinta yang tak bisa dibandingkan:
luasnya melampaui samudra,
dalamnya tak terselami akal manusia.
Cinta yang tak pernah bosan menunggu,
meski sering dilupakan.
Dan kepada cinta seperti itulah,
jiwa ini kembali bersujud,
bukan karena takut siksa-Nya,
tapi karena rindu akan pelukan rahmat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar