oleh Fian Amrullah Darmawan
Rinduku padanya
tak cukup hanya kubawa dalam diam,
karena cinta yang sejati
menuntut langkah, bukan sekadar lamunan.
Aku berjalan,
meski jalanku lambat.
Aku bekerja,
meski hasilku tak seberapa.
Aku berdoa,
meski malam kadang dingin dan panjang.
Cinta ini bukan sekadar kata-kata
yang kutulis di layar sunyi,
tapi keringat dan lelah yang kutahan
demi satu senyum yang tak pernah kulihat
tanpa rasa bersalah.
Setiap pagi aku menatap langit
bukan hanya untuk memohon,
tapi juga untuk mengingatkan diriku sendiri:
aku punya alasan kuat untuk bangkit.
Rinduku,
tak pernah kubiarkan jadi beban untuknya.
Biarlah jadi bahan bakar
yang membuatku bertahan,
untuk menjadi lelaki yang pantas
menyebut namanya dalam janji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar