oleh Fian Amrullah Darmawan
Aku tahu,
masa depan adalah sesuatu yang menakutkan
bagi hati yang pernah dikecewakan,
bagi jiwa yang pernah dikhianati janji.
Tapi dengarkan aku sekali ini saja,
aku bukan datang membawa janji manis
atau impian-impian tinggi yang tak bisa kucapai.
Aku datang membawa niat,
dan niat itu sudah lama tinggal di dadaku
sejak pertama aku mengenal tatapanmu.
Kita mungkin tak punya peta pasti,
tapi aku membawa kompas:
ia bernama tekad,
dan kutopang dengan doa yang tak pernah putus.
Aku bekerja bukan untuk memperkaya diri,
tapi untuk membangun jalan pulang
menuju rumah yang kelak kita isi bersama.
Aku menabung bukan hanya uang,
tapi juga keberanian
untuk melamarmu dengan terhormat.
Jangan kau takut pada masa depan,
karena aku sedang memperjuangkan kita—
dalam diam, dalam lelah,
dalam sepi
yang tak pernah kusinggungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar