"
Aku menyebut nama-Mu,
bukan untuk didengar orang,
tapi karena jika tidak,
hatiku seperti tanah retak yang menunggu hujan.
La ilaha illallah…
berulang-ulang,
hingga kata tak lagi jadi suara,
tapi jadi nafas,
jadi denyut nadi,
jadi diam yang paling jernih.
Aku lupa apa yang kupinta.
Aku lupa apa yang kupunya.
Yang tersisa hanya Engkau,
duduk di singgasana hatiku yang porak-poranda.
Malam telah larut,
tapi aku tak ingin tidur.
Sujud terasa lebih nyenyak
daripada mimpi yang fana.
Tuhanku…
inikah fana?
Ketika aku hilang, dan ha
nya Engkau yang tersisa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar