Cinta yang panas tapi suci,
membakar dunia—menyisakan langit dalam hati.
Tak ia sentuh yang fana,
hanya menjaga rindu dari debu syahwat yang menggoda.
Kekasih bukan hanya tubuh,
tapi jiwa yang menunggu di antara malam dan subuh.
Ia bukan pemilik raga,
tapi penjaga doa-doa yang lirih mengalir di sejadah asa.
Kemurnian bukan dingin,
melainkan api yang tahu di mana harus memeluk dan menahan angin.
Ia bertapa dalam diam,
berzikir dalam sunyi, meneguk sabar sebagai madah suci.
Duhai cinta,
jadilah jalan kembali ke Tuhan
yang tak terlihat namun terasa
di dada kekasih yang tak pernah menyerah
menjaga cahaya-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar