Oleh: Fian Amrullah Darmawan
Aku bukan ahli ibadah,
bukan pula pewaris mimbar,
aku cuma asongan surga—
menggelandang di trotoar dunia,
menjajakan doa dengan tangan gemetar
dan wajah penuh malu.
Dosaku,
seperti pasir yang tak bisa kuhitung,
menghampar luas di pantai waktu
yang setiap hari digerus gelombang usia.
Aku tak punya banyak amalan,
hanya sesekali menangis di sajadah lusuh,
itu pun jika sempat—
karena kadang aku lebih sibuk
menghibur egoku daripada jiwaku.
Tapi aku percaya,
bahwa laut ampunan-Mu
tak pernah mengenal garis pantai.
Ia menelan alpha-ku
dengan kasih yang tak pernah padam,
walau aku terus-menerus lupa
cara meminta dengan benar.
Aku tidak berani memastikan surga,
sebab aku bukan hakim atas diriku sendiri.
Aku hanya bisa mengemis,
memohon ditampung di emperan rahmat-Mu
walau hanya jadi bayang-bayang
di antara para kekasih-Mu yang suci.
Karena hanya Engkau,
yang sanggup menjadikan
seorang pendosa tak tahu malu
sebagai tamu kehormatan
di istana keabadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar