Selasa, 29 Juli 2025

Sebutir debu kedzaliman

 Jangan kau kira langit lupa

pada sebutir debu kedzaliman

yang kau tiupkan diam-diam

di sela doa-doa pura-pura.


Semesta mencatat,

tak dengan tinta, tapi dengan takdir.

Apa pun yang kau tanam

akan tumbuh —

baik itu bunga atau duri.


Sebutir niat jahat,

meski tersembunyi dalam senyuman manis,

akan kembali padamu

dengan luka di waktu yang tepat.


Karena hukum kehidupan

bukan soal siapa yang terlihat menang,

melainkan siapa yang tetap benar

di saat gelap maupun terang.


Kebaikan tak pernah sia-sia,

meski tak disambut sorak atau pujian.

Ia tumbuh menjadi pelindung

di kala badai datang tanpa peringatan.


Dan kedzaliman —

meski kecil,

meski dibungkus dalih dan kepintaran,

akan menagih balasan

yang sepadan.


Kualat bukan kutukan,

tapi pesan dari semesta:

jangan angkuh menginjak sesama,

sebab tanah yang kau pijak

bisa jadi saksi yang berdoa.


Maka bersihkan langkahmu,

jaga lidahmu,

tebarkan cahaya walau tak dilihat mata,

karena semua akan kembali —

tanpa kurang, tanpa lebih

pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...