Dalam Pelukan Langit"
(untuk Windy Putri Wiratna)
Angin subuh membawa namamu,
dalam lirih doa dan napas yang tertahan.
Kau bisikkan surah Al-Fil,
sementara matamu berkata:
“Aku sudah tak kuat, ikhlaskan aku.”
Di ruang sepi penuh alat dan angka,
kau bertahan—
bukan demi hidupmu,
tapi demi cinta kami yang belum siap melepasmu.
Telingamu sakit, jiwamu gemetar.
Malaikat itu datang,
dan kau sudah tahu…
bahwa waktumu tinggal sekejap mata.
Kami menangis,
bukan karena kau pergi,
tapi karena kami tak bisa ikut menemanimu
sampai gerbang akhir itu tertutup.
Kini namamu kami kirimkan kepada langit,
dengan air mata, doa, dan pelukan yang tak sampai.
Windy,
tenanglah…
di sisi Tuhan yang Maha Lembut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar