Senin, 21 April 2025

Bangunan masjid dalm ruh ku

 Sejak kecil,

aku menabung huruf demi huruf:

Alif, Ba, Ta,

Jim yang berdesir seperti angin surga—

kusimpan di dalam dada,

bukan di rak, bukan di papan tulis sekolah,

tapi dalam jiwa yang perlahan-lahan bertumbuh.


Bukan uang yang kutimbun,

tapi suku kata yang bergetar dalam tilawah,

karena aku tahu, suatu hari,

akan kubangun masjid—

bukan dari dunia,

tapi dari cinta yang mengalir pada-Nya.


Fondasinya bukan hanya batu,

tapi harap yang kukumpulkan dalam sabar.

Pasirnya adalah dzikir yang tak pernah pudar.

Sementanya doa yang merekatkan luka.

Kayunya taubat yang tak pernah jemu.

Keramiknya rindu yang diam-diam mengalir.

Menaranya dari ayat-ayat yang membuatku takjub.

Dan kubahnya—ah, kubahnya,

adalah langit hati yang luas karena Allah.


Masjid ini tak butuh izin bangunan,

cukup dengan niat yang tulus dan iman yang berjalan.

Dan hingga kini, aku masih menabung…

huruf demi huruf,

takjub demi takjub,

untuk masjid dalam diriku

yang semoga,

menjadi tempat Allah betah untuk singgah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...