Darahku, Bukan Milikku
Jika kebahagiaanmu
memerlukan darahku—
maka ambillah.
Biar ia mengalir dari luka
yang tak ingin kau lihat.
Dan jika suatu hari nanti
kebahagiaanmu butuh nyawaku,
aku akan memohon izin
pada Tuhan yang Maha Cinta,
agar hidup ini bisa kuserahkan
tanpa ragu, tanpa pamrih.
Sebab hakikat diriku,
bukanlah aku.
Aku hanyalah titipan,
yang ingin bermakna
di hatimu—
meski hanya sebentar,
atau selamanya dalam diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar