Obat Penawar Rindu ( l )
Karya: Fian Amrullah Darmawan
Di sudut kamar,
sebuah bingkai berdiri dalam diam,
merekam senyum yang kusemat dalam jiwa,
pengobat rindu kala malam menyiksa.
Pagi-pagi buta,
kupacu motor menembus dingin udara,
bukan untuk apa-apa,
hanya sekadar melihat rumahmu dari kejauhan saja.
Kadang kau menyapu halaman,
kadang hanya kosong yang kutatap penuh harapan.
Namun hati ini tak pernah berkeluh,
sebab mencintaimu adalah anugerah yang tak perlu disuluh.
Dalam sujud panjangku,
kusisipkan istighfar sembilan kali,
kuselipkan sholawat sembilan kali,
kubisikkan namamu dalam doa yang lirih dan suci.
Tak ada peluk, tak ada sapa,
hanya Tuhan dan semesta yang tahu betapa.
Bahwa rinduku bukan sekadar gejolak sesaat,
tapi kesetiaan yang kubangun tanpa syarat.
Engkau tak perlu tahu,
sebab cintaku cukup kutanam dalam doaku.
Engkau tetaplah bintang yang kutatap dari kejauhan,
dan aku, hanya pengagum yang bersyukur dalam kerinduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar