Selasa, 05 Agustus 2025

Realatifitas waktu Einstein

 Waktu, katanya, adil dan netral,

detik berdetak dalam irama yang sama.

Namun mengapa lima menit bersamamu

terasa hanya sekejap senyum semesta?


Aku duduk bersamamu,

bicara tentang hujan, tentang langit, tentang hal remeh yang jadi penting—

dan tiba-tiba satu jam terlewati

seolah baru kubuka percakapan ini.


Lalu, aku duduk dengan dia

yang setiap katanya seperti membentur dinding kosong di kepala,

dan lima menit itu…

oh Tuhan, seperti menua dalam diam yang dipaksakan.


Relatif, katanya Einstein,

dan ternyata bukan cuma cahaya dan gravitasi

yang bisa melengkungkan waktu,

tapi juga rasa, suka, dan benci.


Waktu bukan jam dinding,

tapi getaran di dada yang menilai lama dan sebentar.

Bersamamu, aku mengalahkan jam pasir,

tapi tanpamu, satu detik pun serupa siksa yang menjalar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laparkah aku

 Semenjak lahir aku belajar mengumpulkan nutrisi dari luar tubuh untuk menjadi bagian dari diriku. terus sampai dewasa nafsu dan rasa lapark...