Aku duduk tenang di bawah langit senja,
sepiring nasi, secuil asa,
cukup sudah untuk hari ini,
tak perlu menggenggam dunia.
Harta bagiku serupa debu,
ditiup angin, lenyap berlalu,
tak kujalin mimpi di istana,
cukup pondok kecil dan cahaya bulan.
Sedikit saja kukerahkan tenaga,
peluh menetes, rezeki tiba,
tak ingin menumpuk berkarung emas,
sebab secukupnya lebih dari nikmat.
Orang-orang berlari mengejar bayang,
memburu harta yang tak pernah genap,
sedang aku berjalan perlahan,
menikmati hidup yang sungguh lapang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar