Sidang di Balik Tirai Sutra
Di hotel gemerlap, di bawah lampu temaram,
mereka duduk, berbisik di meja berlapis marmer.
Tirai sutra menutup pandangan rakyat,
rapat sunyi, kata-kata berlumur emas.
RUU terhampar seperti peta perang,
huruf-hurufnya tajam, menghunus bayang.
Di luar, kami bertanya dengan suara serak,
akankah sejarah merayap kembali ke belakang?
Di masa lalu, sepatu lars mengetuk pintu,
suara kami tenggelam di dalam bisu.
Jika mereka berunding untuk menata ulang,
apakah demokrasi tinggal bayangan di dinding usang?
Kami tak butuh ruang sidang berlapis beludru,
kami hanya ingin jaminan suara tak dibungkam terjaga waktu.
Jangan jadikan kami bayang-bayang takut,
di negeri sendiri, hak bicara tak boleh surut.
Lihatlah ke luar jendela, senator mulia,
rakyat bukan sekadar angka dalam berita.
Jangan biarkan sejarah mengulang luka,
di tangan
mu, masa depan bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar