Minggu, 30 Maret 2025

Refleksi diri

 Berenang di Lautan Najis


Aku berenang di lautan kata, bergelombang nista, beriak dusta. Tiap arus menggelayut bimbang, menjerat makna, menyesatkan arah.


Di samudra pekat penuh bisikan, keadilan karam, kejujuran tenggelam. Kata-kata kehilangan suaranya, terkontaminasi racun kepalsuan.


Namun kuayuh lengan dengan iman, meski gelap menelan pandangan. Di kejauhan, pantai masih ada, binar suci memanggil jiwa.


Ombak licik mencoba menelan, menyusup masuk di sela harapan. Namun tekadku takkan patah, menuju tepian cahaya nan ramah.


Bila pasirnya menghangatkan kaki, dan angin lembut membelai nurani, kusadari, lautan hanyalah ujian, agar jiwa temukan kepulangan.

Rabu, 19 Maret 2025

Wakil rakyat

 Sidang di Balik Tirai Sutra


Di hotel gemerlap, di bawah lampu temaram,

mereka duduk, berbisik di meja berlapis marmer.

Tirai sutra menutup pandangan rakyat,

rapat sunyi, kata-kata berlumur emas.


RUU terhampar seperti peta perang,

huruf-hurufnya tajam, menghunus bayang.

Di luar, kami bertanya dengan suara serak,

akankah sejarah merayap kembali ke belakang?


Di masa lalu, sepatu lars mengetuk pintu,

suara kami tenggelam di dalam bisu.

Jika mereka berunding untuk menata ulang,

apakah demokrasi tinggal bayangan di dinding usang?


Kami tak butuh ruang sidang berlapis beludru,

kami hanya ingin jaminan suara tak dibungkam terjaga waktu.

Jangan jadikan kami bayang-bayang takut,

di negeri sendiri, hak bicara tak boleh surut.


Lihatlah ke luar jendela, senator mulia,

rakyat bukan sekadar angka dalam berita.

Jangan biarkan sejarah mengulang luka,

di tangan

mu, masa depan bangsa 




Selasa, 18 Maret 2025

Negeri yang sakit parah

 Di tanah air yang dulu jaya,

Kini luka menganga lebar.

Janji manis laksana surga,

Tapi rakyat makin getir dan hambar.


Mereka duduk di kursi tinggi,

Bicara soal kesejahteraan.

Namun tangan sibuk menimbun harta,

Hingga negeri tercekik utang dan kesengsaraan.


Hukum hanya tajam ke bawah,

Tumpul ke atas bak tumpukan berkarat.

Korupsi menjalar seperti wabah,

Menjajah negeri, menghisap rakyat.


Suara kritik dibungkam senyap,

Keadilan laksana ilusi.

Tapi kami takkan lelah berharap,

Bahwa esok masih ada cahaya pagi.


Bangunlah wahai anak bangsa,

Jangan biarkan negeri binasa.

Kita lawan dengan suara dan pena,

Agar Indonesia tak lagi terluka.

Senin, 17 Maret 2025

Dua ribu dua lima

 Sepanjang sejarah kehidupan manusia 

Tidak ada raja seberkuasa apapun yang tidak mengalami kehancuran "sebutkan satu saja,namrud, Fir'aun, Charles,hb x,Ken Arok, semua akan hilang sirna ganti dan berubah.

Hidup hanya sekedar ngisi waktu luang ngantri nunggu mati " dan kita bebas melakukan apa saja,mau jadi presiden,pemain sepak bola,pengusaha,petani,peternak, apapun itu. Kita juga bebas memilih menjadi orang baik,atau menjadi jahat"toh semua pilihan akan ada konsekuensi nya kelak di negri akhirat.

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...