Senin, 25 Mei 2015

Menulis puisi untuk abadi

Aku dan Puisi"

Aku mengenalmu saat tanganku masih bau tanah,
di bangku sekolah dasar,
di antara buku tulis dan pensil tumpul—
kau datang dalam suara Khairil,
“aku ini binatang jalang...”
dan aku terdiam, merasa sesuatu tumbuh
dari dada kecilku.

Lalu Kahlil Gibran menuliskan cinta di mataku,
bukan cinta remaja,
tapi cinta yang berdoa dalam sunyi.

Saat dewasa, kau tetap menemaniku,
dengan Zawawi yang menggema dari Madura,
atau Gus Mus yang menulis dengan tinta doa.
Kau tak pernah pergi,
hanya tumbuh dalam warna yang lain—
kadang kritik,
kadang luka,
kadang cinta yang tak minta balas.

Tapi yang paling aku kagumi darimu,
bukan hanya kata-katamu,
melainkan jejak para penyairmu
yang hidup abadi,
karena mereka menuliskan puisi
bukan sekadar untuk dibaca,
tapi untuk menghidupkan jiwa
yang hampir mati.

Sabtu, 23 Mei 2015

penuh syukur

hidup adalah pilihan , dan aku lebih milih hidup bebas tnp tekanan!! dahulu gak pernah bingung tentang biaya hidup, pekerjaan terjamin, gaji cukup, kalau sakit, biaya berobat ditanggung perusaaan, THR ud pasti, tp hdp gak memuaskan...monoton.
skrng aq lbh memilih hdp sederhana di kampung halaman,,, nongkrong,kumpul tmn2,  pekerjaan ga jelas, penghasilan gak menentu dan hdp tnp masa depan. itu kata orng2... tp aku yakin suatu saat tuhan akan memberikan jln trmudah bagiku untuk meraih semua impian. diam sejenak 7mnit dan merasakan nikmat yg telah allah berikan padaku. syukron hamdalah,,betapa nikmat tyada tara atas nikmat yg aku terima siang dan malam tyada trhitung!!! aku minta asuransi dan hikmat hidup saja sama allah. insyaalah barokah. amin

Senin, 18 Mei 2015

munajat q

malam penuh hiasa ribuan bintang2 dia angkasa
spertiganya kuhadapkan keharibaan sang khaliq
bermunajat , semoga kau selalu dalam lindungan taufik serta hidayahnya
dan semoga dipasangkan dengan pria yg soleh yg bisa membimbing mu pada jalan allah
mencintaimu adalah anugerah terindah bagiku
tp kini q berada di awang2 berjalan tak menginjak bumi
ternyata aku tak setangguh yg aku kira
hanya bahasa air mata yg bisa menjelaskan keadaan hati ini
aku menyerah , aku menyerah>
biarlah waktu bicara bawa takdirnya.


Senin, 11 Mei 2015

Hanya sebatas angan


Anggun Novi Ruli purwanti
Sekolah tinggi teknologi Nurul jadid kelas D

Kau hanya mimpi bagiku
tak untuk jadi nyata
dan sgala rasa buatmu
harus padam dan berahir,
kan ku sudahi penderitaan ini
ya telah berlarut-larut
hingga bertahu2,
aq ingin bahagia dngan takdir terindah dari tuhan semesta alam,

Sistem relatifitas waktu

 Cara kerja berfikir otak manusia dibagi dua yaitu cara berfikir cepat dan cara berfikir lambat " Ini saya dah pernah dipublikasikan ol...